Konsep desain rumah tinggal ini didasari keinginan untuk merekam histori tentang bagaimana owner mewujudkan rumah impiannya. Mulanya owner memiliki sebuah rumah standard tipe 36/93. Rumah kemudian tumbuh dengan modifikasi dari owner sendiri. Lalu proses desain dengan arsitek dimulai ketika owner membeli kavling di sebelahnya dan ingin menggabungkannya menjadi satu rumah. Owner datang dengan membawa sebuah usulan layout yang diinginkan, yang terlihat bahwa pertimbangan dari layout tersebut adalah efisiensi biaya / pembongkaran. Arsitek kemudian menjelaskan bahwa effort membeli sebuah rumah disebelahnya dengan keinginan untuk dijadikan satu adalah sebuah effort yang besar, akan sangat disayangkan jika kemudian kedua rumah tersebut gagal menjadi sebuah rumah yang ideal dan utuh.

​

Kemudian arsitek menawarkan sebuah layout dengan tetap mempertimbangkan titik-titik struktural eksisting yang dipertahankan. Namun dengan pola zoning yang lebih memaksimalkan ruang-ruang bersama sebagai sentral, karena disitulah spirit sebuah rumah. Wujud desainnya, Two Tone House ini seolah-olah menceritakan 'dulu - sekarang', 'lama-baru' ibarat sebuah foto dahulu dan foto sekarang. Bagian rumah lama di desain dengan skema monokrom dan bagian rumah yang baru di desain lebih colorful. Namun bagian 'dulu' dan 'sekarang' dirangkaikan menjadi satu desain sebagai satu rangkaian cerita sebuah rumah yang harmonis. Two Tone House.